Wednesday, March 16, 2011

AYATUL QURSI

Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Tetap hidup, Yang Kekal selama-lamanya mentadbirkan (sekalian makhlukNya).
Yang tidak mengantuk usahkan tidur.
Yang memiliki segala yang ada di langit dan yang ada di bumi.
Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat (pertolongan) di sisiNya melainkan dengan izinNya.
Yang Mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari (kandungan) ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki (memberitahu kepadanya).
Luasnya Kursi Allah (ilmuNya dan kekuasaanNya) meliputi langit dan bumi dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya.
Dan Dialah Yang Maha Tinggi (darjat kemuliaanNya), lagi Maha Besar (kekuasaanNya). (QS.2:255)

-------------------------------------------------------------------------------------

Allah. There is no god but He,-the Living, the Selfsubsisting, Eternal296.
No slumber can seize Him nor sleep.
His are all things in the heavens and on earth.
Who is there can intercede in His presence except as He permitteth?
He knoweth what (appeareth to His creatures as) before or after or behind them297.
Nor shall they compass aught of His knowledge except as He willeth.
His Throne doth extend298 over the heavens and the earth, and He feeleth no fatigue in guarding and preserving them299 for He is the Most High, the Supreme (in glory).

-------------------------------------------------------------------------------------

296. This is Ayat al Kursi, the "Verse of the Throne".
Who can translate its glorious meaning, or reproduce the rhythm of its well-chosen and comprehensive words?
Even in the original Arabic the meaning seems to be greater than can be expressed in words.
The attributes of Allah are different from anything we know in our present world:
He lives, but His life is self-subsisting and eternal:
it does not depend upon other beings and is not limited to time and space.
Perhaps the attribute of Qayyum includes not only the idea of "Self-subsisting" but also the idea of "Keeping up and maintaining all life."
His life being the source and constant support of all derived forms of life.
Perfect life is perfect activity, in contrast to the imperfect life which we see around us, which is not only subject to death but to the need for rest or slowed-down activity, (something which is between activity and sleep, for which I, in common with other translators, have used the word "slumber") and the need for full sleep itself.
But Allah has no need for rest or sleep.
His activity, like His life, is perfect and self-subsisting.
Contrast with this the expression used in Psalms 78:65: "Then the Lord awaked as one out of sleep, and like a mighty man that shouteth by reason of wine." (Cf. 20:109-110). (R).

------------------------------------------------------------------------------------

297. After we realise that His Life is absolute Life, His Being is absolute Being, while others are contingent and evanescent, our ideas of heaven and earth vanish like shadows.
What is behind that shadow is He.
Such reality as our heavens and our earth possess is a reflection of His absolute Reality.
The pantheist places the wrong accent when he says that everything is He.
The truth is better expressed when we say that everything is His.
How then can any creatures stand before Him as of right, and claim to intercede for a fellow-creature?
In the first place both are His, and He cares as much for one as for the other.
In the second place, they are both dependent on His will and command.
But He in His Wisdom and Plan may grade His creatures and give one superiority over another.
Then by His will and permission such a one may intercede or help according to the laws and duties laid on him.
Allah's knowledge is absolute, and is not conditioned by Time or Space.
To us, His creatures, these conditions always apply.
His knowledge and our knowledge are therefore in different categories, and our knowledge only gets some reflection of Reality when it accords with His Will and Plan. (Cf. 20:110).

-------------------------------------------------------------------------------------
298. Throne: seat, power, knowledge, symbol of authority. In our thoughts we exhaust everything when we say "the heavens and the earth".
Well, then, in everything is the working of Allah's power, and will, and authority.
Everything of course includes spiritual things as well as things of sense. (R).

-------------------------------------------------------------------------------------
299. A life of activity that is imperfect or relative would not only need rest for carrying on its own activities, but would be in need of double rest when it has to look after and guard, or cherish, or help other activities.
In contrast with this is the Absolute Life, which is free from any such need or contingency.
For it is supreme above anything that we can conceive.

-------------------------------------------------------------------------------------
Pada hari itu, tidak berfaedah syafaat (dari dan kepada sesiapapun) kecuali dari orang yang diizinkan oleh Allah yang melimpah-limpah rahmatNya dan kepada orang yang diredai perkataannya. (QS.20:109)

On that Day shall no intercession avail except for those for whom permission has been granted by ((Allah)) Most Gracious and whose word is acceptable to Him.(QS.20:109)


Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka (dari hal-hal dunia) dan apa yang di belakang mereka (dari perkara akhirat); sedang mereka tidak mengetahuinya secara meliputi. (QS.20:110)

He knows what (appears to His creatures as) before or after or behind them: but they shall not compass it with their knowledge. (QS.20:110)

-------------------------------------------------------------------------------------

Terima kasih Ya ALLAH Ya Rahman Ya Rahim kerana telah menyelamatkan diriku dan kedua-dua ayahanda dan bondaku dari kemalangan jalan raya 4 tahun lepas.

Sesungguhnya kami adalah kepunyaan ALLAH dan kepada ALLAH jualah kami kembali. [QS.2:156].

"Tiada daya (mengelak suatu maksiat) dan tiada kekuatan (mengerjakan ketaatan) melainkan (sebenarnya) dengan pertolongan ALLAH Yang Maha Tinggi, lagi Maha Agung".

Aku bersaksi Ya ALLAH bahawa Tiada Tuhan melainkan Engkau dan Muhammad itu Pesuruh ALLAH. Aku sedar akan Engkau YA ALLAH dan Engkau amat penting dalam kehidupanku ini.
Aku serahkan pergantungan kepadaMu dan Engkaulah tempat aku memohon pertolongan.
Tiada dapat digambarkan dengan kata-kata peristiwa yang menyayat hati itu. Hanya kepadaMu tempat aku mengadu Ya ALLAH.

Terima kasih Ya ALLAH. Peristiwa itu menjadikan diriku semakin dekat kepadaMu. Tiada sesiapa yang dapat menyelamatkan diri aku ketika itu melainkan Engkau Ya Rahman Ya Rahim. Walaupun ayahanda dan bondaku berada bersama aku ketika itu, namun hanya padaMu aku serahkan segala-galanya.

Dengan izinmu diriku, ayahanda dan bondaku masih dapat meneruskan kehidupan di duniamu ini untuk terus mencari dan menambahkan bekalan untuk ke negeri yang ABADI nanti. Terima kasih Ya ALLAH.

AL-QURAN KITAB YANG MENGGONCANGKAN DUNIA

Dan kalaulah ada mana-mana Kitab Suci yang dengan sebabnya gunung-ganang terbongkar bergerak dari tempatnya atau dengan sebabnya bumi dipecah-belah mengeluarkan isi kandungannya atau dengan sebabnya orang-orang yang telah mati dapat menjawab kata-kata yang dihadapkan kepadanya, maka Al-Quran ialah Kitab Suci yang mengandungi mukjizat.
(Tetapi lahirnya sesuatu mukjizat itu adalah menurut kehendak Allah), bahkan segala urusan tertentu bagi Allah.
Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahawa kalaulah Allah menghendaki tentulah Dia memberi petunjuk kepada umat manusia seluruhnya,
(lalu menjadikan mereka semuanya beriman) dan orang-orang yang kafir itu (dengan sebab kekufuran mereka) sentiasa ditimpa bala bencana (ke atas diri atau harta benda mereka);
atau pun bala bencana itu turun menimpa tempat-tempat yang berhampiran dengan tempat tinggal mereka (lalu menjadikan mereka gempar kecemasan),
sehinggalah datang janji Allah (hari kiamat dan azabnya);
sesungguhnya Allah tidak memungkiri janjiNya. (QS.13:31)

If there were a Qur´an with which mountains were moved, or the earth were cloven asunder, or the dead were made to speak, (this would be the one!)
But, truly, the command is with Allah in all things!1847
Do not the Believers know, that, had Allah (so) willed,
He could have guided all mankind (to the right)?
But the Unbelievers,- never will disaster cease to seize them for their (ill) deeds, or to settle close to their homes, until the promise of Allah come to pass, for, verily, Allah will not fail in His promise.1848

-------------------------------------------------------------------------------------
1847. Everything is possible and in Allah's power.
His Plan is beneficent and allembracing.
But it is not for His creatures to dictate to Him, or demand what He should do, or how He should do it.
The Command is with Allah in all things.
The Believers know His Omnipotence, and they also know that He will order His world for the best.

-------------------------------------------------------------------------------------
1848. Let not the Unbelievers think that if they seem to prosper for a time, that is the end of the matter.
They are warned about three things.

(1) Their ill deeds must carry evil consequences for them all the time, though they may not perceive them for a certain time.

(2) Their homes, their places of resort, the circles in which they move, will also be haunted by their ill deeds and their consequences.
For evil makes a complex of its environment.
The walls of Jericho , when they fall, must bring down all Jericho in its ruins.


(3) The ultimate Disaster, the Final Reckoning, must come, for Allah never fails in His promise.
True values must eventually be restored: the good to the good, and the evil to the evil.
The Commentators draw illustrations from the life of the Messenger, his exile from Makkah, and his restoration.
A similar miracle works in all history.
But the Command is with Allah.

Tuesday, March 15, 2011

KERIS LAMA



Dengan nama ALLAH, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Segala puji bagiMu ALLAH yang memberikan nikmat Iman dan Islam kepada diriku ini. Pimpinlah dan tunjukkanlah diri ini kepada jalanMu yang lurus dan Engkau redhai. Ampunilah segala dosaku, dosa kedua-dua ibu bapaku, ahli keluargaku, sahabatku dan serta muslimin muslimat, mukminin mukminat yang masih hidup atau yang telah meninggal dunia.

Terima kasih Ya Rabb kerana membenarkan diri ini untuk terus mencari bekalan untuk dibawa ke negeri Abadi. Bantulah aku untuk hanya membawa bekalan yang Engkau redhai bukannya bekalan yang Engkau murkai.

Koleksi barang-barang lama seperti keris, lembing, tombak, parang dan pedang memang tidak asing di kalangan orang Melayu termasuklah keluargaku sendiri. Tapi diri ini selalu bertanya untuk apakah barang-barang tersebut terus disimpan. Apakah faedahnya kepada diri pemilik barang-barang tersebut dan kepada ahli keluarga serta keturunannya. Pada suatu hari,

------------------------------------------------------------------------------------
Ayah : Ada tak jumpa 'barang' ayah?

Anak : Takde ayah. Kenapa?

Ayah : Kalau ada terjumpa, tolong pulangkan semula. Tiada makna diri ayah ini tanpa 'barang' itu. Kalau duit boleh dicari, kalau 'barang' itu hilang susahlah. Itu 'barang' pemberian si fulan bin si fulan semasa majlis pernikahan ayah dengan emak kamu. Dia tidak dapat hadir di majlis tersebut dan hanya dapat menghadiahkan 'barang' itu.

Anak : Kenapa penting sangat 'barang' itu bagi ayah? (kebingungan)

Ayah : Kalau ada jumpa 'barang' itu tolonglah bawa balik.

Anak : (Ya ALLAH, bantulah diri ini untuk menolong ayah dan membantu bondaku, untuk aku terus berbakti di negeri ABADI. Aku tidak ingin terlepas dari pandanganMu Ya ALLAH. Hanya Engkau Yang Maha Mengetahui. Tunjukkanlah aku jalan penyelesaian kepada urusanku ini. Ya ALLAH Ya Rahman Ya Rahim. Bantulah aku. Hanya kepadaMu tempat aku memohon pertolongan.

------------------------------------------------------------------------------------

Aku terjumpa info dari http://emjayjb.multiply.com/journal/item/153, Sayangnya 'aku' dengan keris puaka.

SENJATA PUAKA?

1. Sebarang senjata (keris, tombak, kerambit, pedang, parang dsbnya) yang menggunakan jampi mantera sewaktu menghasilkannya.

2. Sebarang senjata yang dihasilkan dengan kaedah yang pelik seperti memicit.

3. Sebarang senjata yang perlu dilakukan ritual tertentu seperti dimandikan dalam upih pinang atau diasap kemenyan atau dmandikan dengan limau nipis.

4. Sebarang senjata yang berbalut kain selalunya berbalut dengan kain kuning.

5. Sebarang senjata yang diyakini mempunyai kuasa tertentu yang luar biasa seperti menjadikan penyimpannya kebal, boleh terbang, boleh berkata-kata dsbnya.

6. Sebarang senjata yang digunakan untuk merawat pesakit atau perubatan.

7. Sebarang senjata biasa seperti parang atau pedang tetapi telah diyakini membawa tuah.

8. Senjata yang diwariskan dari keturunan leluhurnya siap dengan aturan penjagaannya.

9. Sebarang senjata yang dianugerahkan secara rasmi dari perguruan persilatan seperti persilatan Budi Suci yang menganugerahkan keris kepada pelatihnya.

Sebarang senjata seperti keris, pedang, pisau, pedang samurai, tombak atau parang panjang yang tidak melalui mana-mana dari 9 perkara di atas tidaklah dinamakan senjata puaka dan bolehlah untuk disimpan dan digunakan.

KESALAHAN MENGGUNAKAN/ MENYIMPAN SENJATA PUAKA

1. Senjata yang menggunakan jampi mantera sewaktu menghasilkannya samalah dengan tangkal.

2. Penggunaan senjata puaka dan tangkal sebenarnya telah mengalihkan / memindahkan harapan yang sepatutnya diberikan semata-mata hanya kepada Allah sahaja menjadi harapan kepada makhluk dan ini sudah semestinya merosakkan tauhid uluhiah.

3. Ritual khusus seperti mengasap dan memandikan senjata sebenarnya adalah satu ritual pemujaan kepada selain Allah SWT.

4. Mempercayai tuah dari senjata yang disimpan adalah sudah menyalahi dan berlawanan dengan konsep tauhid rububiah.
Dari sebuah hadis dari Ibnu Masud mafhumnya “mempercayai atau meyakini bahawa usaha seseorang menyimpan anjinglah yang telah menggagalkan usaha pencuri memasuki rumahnya sudah cukup untuk menjadikan orang tersebut sebagai syirik kerana mempersekutukan Allah dengan anjing dan seolah-olah anjing tersebut mempunyai kuasa mentadbir alam ini sebagaimana Allah SWT melalui tauhid rububiahNya”.

5. Menggunakan senjata di dalam amalan rawatan pesakit atau perubatan adalah menyalahi Islam kerana telah ada unsur pemujaan kepada senjata tersebut.

AKIBAT KEPADA ORANG YANG MENYIMPAN SENJATA PUAKA

/ Selalu bergaduh antara suami isteri, anak dengan anak lain dan ibu atau bapa dengan anak-anak.

/ Anak atau keturunan yang menjadi gila.

/ Penyimpan senjata puaka sentiasa panas badannya dan oleh itu lebih selesa dengan tidak memakai baju walau pun hari sejuk.

/ Susah nak mati.

/ Berbagai gangguan seperti bunyi yang pelik-pelik di dalam rumah yang menyimpan senjata puaka ini. Kadang-kadang anak-anak atau isteri ternampak hantu-hantu di dalam rumah.

/ Sukar untuk melaksanakan ibadah asas terutama sekali solat 5 waktu.

/ Keluarga dijauhi pelbagai rahmat dari Allah seperti tidak lepas dari kemiskinan, anak tidak begitu berjaya dalam akademik dan sebagainya.

/ Tidak ada ketenteraman dan harmoni di dalam keluarga tersebut dan selalu resah gelisah.

------------------------------------------------------------------------------------

Ya ALLAH, aku tidak tahu, hanya Engkau Yang Maha Mengetahui segala-galanya. Kuserahkan segala urusananku hanya kepadaMu jua.
Bimbing dan pimpinlah aku dalam segala urusanku.
Ya ALLAH, pimpinlah diri kami dari tergelincir dari jalanMu yang lurus.
Tetapkanlah pendirian kami untuk terus mencari redhaMu Ya ALLAH.

YA ALLAH YA RAHMAN YA RAHIM
Tiada daya dan upayaku melainkan dengan izinMu jua Ya ALLAH.

HYPOXIA



The severity of dissolved oxygen(DO)depletion in the bottom waters of estuaries appears to range widely depending on a combination of factors including morphology, vertical density stratification, and perhaps nutrient and organic matter inputs. Persistent bottom water hypoxia (DO less than 3.0 mg/l) is common in stratified estuaries that have deep channels. Stratification is a key factor in the establishment of hypoxia.

Saturday, March 5, 2011

ESTUARINE TURBIDITY MAXIMUM



Allah created Different Types of Water

-------------------------------------------------------------------------------------
He has let free the two bodies of flowing water, meeting together (QS.55:19)


Ayat-ayat ini menerangkan bahwa Allah mengalirkan air yang masin dari air yang tawar berdekatan yang kemudian berkumpul menjadi satu, masing-masing tidak mempengaruhi yang lain, yang masin tidak mempengaruhi yang tawar sehingga yang tawar menjadi masin dan yang tawar tidak mempengaruhi yang masin sehingga menjadi tawar.

Allah telah membatasi di antara keduanya dengan batas yang telah diciptakan Nya dengan kekuasaan Nya atau dibatasinya dengan batas yang berupa tanah.
Hal itu dapat dilihat seperti sungai-sungai yang mengalir dari gunung-gunung yang akhirnya masuk ke dalam laut dan tetap masin dan air sungainya tetap tawar.

Terusan Suez dan terusan Panama yang dibatasi oleh tanah. maka setelah digali untuk kepentingan lalu lintas kapal-kapal, kedua laut itu bertemu, bertautan yang satu dengan yang lain.
-------------------------------------------------------------------------------------
It is He Who has let free the two bodies of flowing water. One palatable and sweet, and the other salt and bitter; yet has He made a barrier between them, a partition that is forbidden to be passed.(QS.25:53)
------------------------------------------------------------------------------------

In the world taken as a whole, there are two bodies of water, viz.,
(1) the great salt Ocean, and
(2) the bodies of sweet water fed by rain, whether they are rivers, lakes, or underground springs: their source in rain makes them one, and their drainage, whether above ground or underground, eventually to the Ocean, also makes them one.

They are free to mingle, and in a sense they do mingle, for there is a regular water-cycle:

and the rivers flow constantly to the sea, and tidal rivers get sea water for several miles up their estuaries at high tide.
Yet in spite of all this, the laws of gravitation are like a barrier or partition set by Allah, by which the two bodies of water as a whole are always kept apart and distinct.

In the case of rivers carrying large quantities of water to the sea, like the Mississippi or the Yangtse-Kiang, the river water with its silt remains distinct from sea water for a long distance out to sea.
But the wonderful Sign is that the two bodies of water, though they pass through each other, remain distinct bodies, with their distinct functions.

In Allah's overall scheme of things, bodies of salt and sweet water, which are adjoining and yet separate, have significant functions.
Weaving a harmonious fabric out of these different fibres shows both Allah's power and wisdom.

Incidentally, this verse points to a fact which has only recently been discovered by science. This fact relates to the oceans of the world: they meet and yet each remains separate for Allah has placed "a barrier, a partition" between them.

-------------------------------------------------------------------------------------
Between them is a Barrier which they do not transgress: (QS.55:20)
-------------------------------------------------------------------------------------

meaning, He has placed a barrier of land between these two types of waters, so that they do not transgress upon each other, which would spoil the characteristics they were created with.


-------------------------------------------------------------------------------------
Then which of the favours of your Lord will ye deny? (QS.55: 21)

Pada ayat ini Allah SWT menentang jin dan manusia agar mengemukakan suatu nikmat yang tidak berasal daripada Nya.
Cubalah mereka membayangkan air yang masin mempengaruhi yang tawar sehingga menjadi masin pula, maka tentu tidak akan ada air yang dapat diminum manusia dan binatang, tidak ada air untuk menyirami tumbuh-tumbuhan sehingga tumbuh-tumbuhan itu mati, manusia dan binatang pun mati kehausan dan kelaparan.

-------------------------------------------------------------------------------------
Out of them come Pearls and Coral.(QS.55:22)

Ayat ini menerangkan bahwa di dalam laut itu terdapat barang-barang yang sangat berharga, misalnya mutiara dan marjan dari laut yang masin dan tawar.
Marjan artinya batu yang berwarna merah atau yang dimaksud adalah mutiara yang kecil.
-------------------------------------------------------------------------------------

Pearls are well-known.
As for Marjan they say it means small pearls.
Mujahid, Qatadah, Abu Ruzayn, Ad-Dahhak said it, and it has also been reported from `Ali. It was also said that it means large, precious pearls, this was mentioned by Ibn Jarir from some of the Salaf.
Ibn Abi Hatim recorded from Ibn `Abbas who said, "When it rains, the oysters in the sea open their mouths. What falls in them, the drops, turns into pearls.'' Its chain of narrators is Sahih.

-------------------------------------------------------------------------------------

Pearls are produced by the oyster and coral by the polyp, a minute marine creature which, working in millions, has by its secretions produced the reefs, islands, and banks in and on both sides of the Red Sea and in other parts of the world.

The pearl has a translucent lustre, usually white, but sometimes pink or black.
Coral is usually opaque, red or pink, but often white, and is seen in beautiful branching or cup-like shapes as visitors to Port Sudan will recall.
Both are used as gems and stand here for gems generally.
Mineral gems, such as agate and cornelian, are found in river-beds.
Pearl oysters are also found in some rivers.
Taken allegorically, the two kinds of gems would denote the jewels of this life and the jewels of the spiritual world.
The jewels of this world—like coral—are hard, widely spread over the world, comparatively cheap, and less absorptive of the light from above.
The spiritual jewels—like pearls—are soft, rare, costly, and translucent, absorbent of light and showing the more lustre the more they are in light.

-------------------------------------------------------------------------------------

Friday, March 4, 2011

QALAM



Terima kasih Ya ALLAH kerana menggerakkan hati ini untuk menghadiahkan kitab ini kepada seorang adik dan sahabat yang sentiasa memberikan semangat dan dorongan untuk terus mengharungi kehidupan di dunia ini. Hajat di hati untuk memiliki koleksi kitab Tafsir Ibn Kathir. Insha ALLAH akan cuba untuk memilikinya satu hari nanti.

"Dik, pinjam kitab Tafsir Juz 'Amma kejap yer."

-------------------------------------------------------------------------------------

Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.(QS.Al-'Alaq:4)

-------------------------------------------------------------------------------------

ALLAH telah mengajari manusia tulis-menulis dengan pena, yang merupakan satu nikmat dari ALLAH yang sangat mulia. Kalau bukan kerana itu, nescaya tidak mungkin agama akan berdiri tegak, dan mengecapi kehidupan yang lebih baik hari ini.
Dengan pena, manusia dikeluarkan dari alam kegelapan kepada alam terang yang disinari dengan cahaya ilmu. Ilmu itu tidak akan pernah dikumpulkan, hikmah tidak akan pernah dicatat, berita tentang orang-orang terdahulu dan ucapan mereka tidak akan pernah diteliti, serta kitab-kitab ALLAH tidak juga dapat ditulis, kecuali dengan tulisan.

ALLAH telah memulai dakwah Islam dengan dakwah kepada bacaan dan tulisan, serta perintah untuk melakukan kedua-duanya. Itu juga merupakan penjelasan bahawa kedua-duanya termasuk dari tanda-tanda kekuasaan ALLAH bagi semua makhlukNya, dan merupakan rahmatNya kepada mereka.

Bagaimana sekiranya di dunia ini tidak ada pena, tulisan dan buku serta kitab-kitab? Dunia ini akan penuh dengan kebodohan dan kejahilan tanpa ilmu. Maka ilmu orang bijak pandai yang terdahulu tidak dapat dipindahkan kepada generasi yang hidup kemudian.
Namun dengan adanya tulisan, ilmu dapat dibangunkan dan dikembangkan, dan seterusnya akan bertambah sampai pada batas yang dikehendaki ALLAH.

Jadikanlah tulisan anda sebagai ibadah kepadaNya untuk membantu generasi kini dan yang akan datang yang amat dahagakan ilmu. Jadilah seorang yang mahir dan pakar dalam bidang masing-masing dan terjemahkan dalam bentuk penulisan. Untuk menghasilkan penulisan yang baik memerlukan orang yang berilmu juga. Bagaimanakah pula untuk menjadi orang yang berilmu? Mintalah pada Yang Maha Mengetahui. Ilmu yang kita ada hanyalah setitik dari lautan ilmuNya Yang Maha Luas.

Ya ALLAH bantulah kami dalam mencari dan menyebarkan ilmuMu. Ajarilah kami ilmuMu yang bermanfaat untuk diri kami dan juga dapat memberi manfaat pada orang di sekeliling kami serta semua makhluk ciptaaanMu.
Jadikanlah diri kami ini insan yang sedar akan kewujudanMu dan keluasan ilmuMu. Kami tidak memiliki apa-apa, semuanya hanya milikMu jua.
Ya ALLAH pimpinlah kami untuk memahami ilmuMu dan dapat pula menterjemahkan ilmuMu dalam bentuk tulisan untuk kegunaan generasi yang akan datang.
Jadikanlah diri kami semakin hampir denganMu dengan ilmuMu sehingga kami merasa kami tidak punya apa-apa. Semuanya milikMu. Hanya Engkau yang berhak memberi ilmuMu kepada sesiapa yang Engkau kehendaki Ya ALLAH.
Jadikanlah kami insan yang sentiasa berusaha sedaya upaya untuk mengutip dan mengumpulkan ilmuMu di mana sahaja ia berada. Pandulah kami dalam proses mencari ilmu ini agar tidak mengutip ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat.
Ya ALLAH, terima kasih atas segala nikmat yang telah Engkau kurniakan kepada diri ini. Aku bersyukur atas segala pemberianMu ini. Pimpinlah aku agar dapat menggunakan segala nikmat dan pemberianMu ke jalan yang Engkau redhai bukan jalan yang Engkau murkai. Berikanlah aku kesabaran dan ketabahan hati dalam mencari ilmu yang Engkau redhai.
Pimpinlah dan dorongkan diri ini untuk melakukan yang terbaik dalam projek penyelidikanku. Hanya Engkaulah tempat aku memohon pertolongan Ya ALLAH. Tunjukkanlah jalan yang benar dalam aku mencari-cari jalan penyelesaian penyelidikanku ini. Kurniakanlah aku daripadaMu pembantu mengharungi dugaan dan cabaran dalam kerja-kerja penyelidikanku.

Ya ALLAH permudahkanlah segala urusan kami dan terimalah amal ibadah kami ini.

Ya Allah, bukakanlah ke atas kami hikmatMu dan limpahkanlah ke atas kami khazanah rahmatMu, wahai Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ya Allah, kurniakanlah kepadaku kefahaman nabi-nabi dan hafalan rasul dan ilham kalangan malaikat yang hampir (dengan Mu). Wahai Tuhan Yang Maha Pembuka dan Maha Tahu, bukakanlah hatiku seperti orang yang arif.

Wahai Tuhanku, tambahkanlah ilmuku dan luaskanlah fahamku.
Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku.
Ya Allah, keluarkanlah aku daripada kegelapan ragu dan muliakanlah kami dengan cahaya kerahmatan,
bukakanlah bagi kami makrifat ilmu, berikanlah cahaya kepada hati kami sebagaimana Engkau berikan cahaya kepada matahari dan bulan dan mudahkanlah bagiku pintu kurniaan Mu, wahai Yang Maha Penyayang.

Terima kasih Ya ALLAH...Ya Rahman...Ya Rahim...